Sabtu, 03 Juni 2017

Profil Komunitas Aliansi Musang Indonesia

            Bila mendengar kata musang, umumnya orang akan teringat akan kopi luwak yang memiliki banyak penggemar khususnya di indonesia. Musang untuk dipelihara sangat terdengar asing dan sedikit aneh namun, sejatinya sudah ada komunitas penggemar musang yang telah banyak berkembang dengan banyak anggota hingga ke seluruh Nusantara.
            Untuk itulah Komunitas Aliansi Musang Indonesia (A.M.I) dibentuk walaupun bisa dibilang kami baru berdiri dan sedang mengawali basis di wilayah Kota Tangerang Selatan. Berawal dari beberapa pemuda yang mempunyai hobi yang sama yaitu senang memelihara musang dan sering berkumpul, tercetuslah gagasan untuk membuat wadah komunitas musang tidak lama dibuatlah MUBES Musayawarah Besar untuk membentuk struktural beserta tujuan, visi & misinya komunitas.
            Pada 24 Januari 2016 terbentuklah Aliansi Musang Indonesia, dibentukanya Komunitas Aliansi Musang Indonesia diharapkan dapat memberikan berbagai kegiatan positif diantaranya melakukan sosialisasi tentang pemeliharaan musang terhadap masyarakat, serta menjadi wadah yang mengedukasi dan juga dapat menjadi faktor pendukung untuk para owner musang. Dengan dibentuknya komunitas yang didalamnya disusun pengurus dan semua anggota yang terlibat, kami harap komuitas Aliansi Musang Indonesia bisa memberikan kontribusi yang baik dalam menjaga dan melestarikan hewan di masyarakat.
Adapun Visi dan Misi yang dimiliki oleh Aliansi Musang Indonesia :
Visi
“Menyatukan hobi sekaligus belajar mengenal dan melestarikan semua jenis-jenis musang”
Misi :
1.      Mengembangbiakkan musang
2.      Mempererat persaudaraan sesama pecinta hewan
3.      Menjadikan komunitas ini sebagai tempat berkumpulnya semua pecinta hewan yang memiliki macam – macam peliharaan hewan
4.      Mengubah persepsi masyarakat mengenai hewan liar seperti musang
5.      Membangun kegiatan – kegiatan yang positif di masyarakat

Motto : “Kebersamaan itu tidak harus sama”








Filosofi Lambang :
1.      Pita
“Ikatan persaudaraan antara anggota komunitas musang dan yang lainnya”
2.      Padi
“Keadilan dan kesejahteraan bagi semua anggota Komunitas musang”
3.      Musang hitam & putih
“Keseimbangan alam dan hubungan antar mahkluk hidup harus terjaga dengan baik”
4.      Lingkaran pada kedua musang
“Hubungan silahturahmi antara anggota komunitas musang yang tidak pernah putus adalah aset berharga bagi kami”
5.      pita merah & putih
“Semangat nasionalisme yang tertanam pada semua anggota agar menjaga dan melebarkan sayap komunitas di seluruh Indonesia”
6.      warna dasar putih
“kejujuran dan keikhlasan untuk mencapai tujuan komunitas adalah harga mati”



Selasa, 02 Februari 2016

Musang Sahabat Manusia Pertama

Sebuah penemuan terbaru oleh para antropolog Kanada menyatakan bahwa musang mungkin adalah sahabat manusia paling awal. 

Edward Banning dari University of Toronto dan asistennya melaporkan penemuan dari apa yang mereka percayai sebagai kuburan tertua di kawasan Timur Tengah, yakni di sebuah situs di utara Jordania. Demikian seperti yang dikutip dari The Canadian Press, Jumat (28/12/2015).

Mereka mengatakan bahwa kuburan tersebut berisi manusia yang dikubur bersandingan dengan seekor musang merah, mengindikasikan bahwa binatang tersebut mungkin dipelihara oleh manusia, jauh sebelum anjing. 

Banning menemukan kuburan berusia 16.500 tahun tersebut pada tahun 2000 ketika melakukan ekspedisi bersama dengan Lisa Maher, seorang asisten profesor antropologi di institut U of T di University of Cambridge.

Banning mengatakan bahwa penggalian terbaru di situs tersebut menemukan 11 jenazah, yang mana kebanyakan dari mereka dikubur bersama dengan alat-alat yang terbuat dari batu, hewan, dan benda-benda lainnya.

Setidaknya ada dua makam yang berisi kerangka dari musang merah, membuat para peneliti mengambil kesimpulan kalau musang bisa saja dipelihara layaknya anjing di masa lalu.

"Yang kita temukan adalah sebuah kasus di mana musang mati dan dikubur bersama dengan pemiliknya," ujar Maher, yang menjadi pengarah dalam penggalian situs tersebut.

“Lalu, kuburan tersebut dibuka kembali dan jenazah manusia telah dipindahkan, bersama dengan jenazah musang tersebut,"

Studi telah menunjukkan bahwa musang bisa dikendalikan oleh manusia, tapi kebiasaan alamiah mereka yang membuat mereka tidak mudah untuk dijinakkan, berbeda dengan anjing yang notabene lebih mudah.

Penelitian sebelumnya menemukan kuburan yang berusia 15 ribu sampai 12 ribu tahun. Beberapa dari kuburan tersebut berisi manusia yang dikubur bersama dengan anjing.

Untuk beberapa kasus di kuburan tersebut, seorang wanita dikubur bersama dengan hewan peliharaannya. Lalu ada juga kuburan yang berisi tiga manusia, dua anjing dan beberapa kura-kura.


@ardhi_genk